Posts Tagged referensi skripsi

Tipe-Tipe Kesepian


Weiss (dalam De Jong Gierveld & Tilburg, 1999) mengemukakan bahwa di dalam perasaan kesepian terdapat 2 (dua) komponen yaitu kesepian emosional (emotional loneliness) dan kesepian sosial (social loneliness) yaitu :
1. Kesepian Emosional (emotional loneliness)
Merupakan kesepian yang diakibatkan oleh tidak adanya ikatan yang dekat atau intim (intimate attachment) dengan seseorang sehingga tidak dapat bergantung kepada siapa pun. Hubungan yang ada kurang memuaskan, atau merasa lingkungan sosial kurang memahaminya.

2.Kesepian Sosial (social loneliness)
Merupakan kesepian yang diakibatkan oleh tidak adanya teman, saudara atau orang lain dari jaringan sosial dimana aktivitas-aktivitas dan kepentingan-kepentingan bisa saling dibagi dan adanya suatu penolakan dari lingkungan sosial.

Referensi:
Banister, P.dkk. (1994). Qualitative methods in psychology, A reasearch guide. Buckingham : Open University Press.
Baron, R A & Byrne, D. (1997). Social Psychology: Understanding Human
Interaction, 9th edition. Massachusetts : Allyn & Bacon
Baron, R.A & Byrne, D. (2000). Social Psychology: Understanding Human
Interaction, 9th edition. Massachusetts: Allyn & Bacon
Blomqvist. L, Pitkala. K & Routasalo. P (2007). Images of Loneliness : Using Art as an Educational Method in Professional Training. The Journal of
Continuing Education Nursing, March/April- Vol 38, No. 2
Brehm, S.S. 1992. Intimate Relationship, 2nd edition. New York : McGraw-Hill
Bruno, F.J.(2008). Conquer Loneliness Menaklukkan Kesepian. Jakarta:Penerbit Gramedia Pustaka
Count-down-at-7. Putus Cinta. (2006), 30, Juni. Online Internet Available
http://www.hendribun.blogspot.com/2006/04/putus-cinta-count-down-at-7.html, 4-April- 2007
Deux, Kay, Dane, F.C & Wrightsman, L.S. (1993). Social Psychology In the ‘90s. (6th ed). California: Brooks/Cole Publishing Company
Gay, R & Airasian, P (2003). Educational reasearch: competencies for analysis &
application (7th ed). New Jersey : Merril Prentice Hall
Hurlock, Elizabeth B. (1998). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi Ke-5. Jakarta: Erlangga.
Universitas Sumatera Utara 75
Inglis. I (2004). A Brief Life : Broken Hearts and Sudden Deaths. Popular Music,Vol. 27, No. 4. Academic Research Library pg. 477.
Kompas. Konsultasi Psikologi. (2004), 06, Juni. Online. Internet. Available
http://www.kompas.com/kesehatan/news/04/0/06/054911.htm, 17-April-2007
Kompas Cybermedia. Konsultasi Psikologi. 2004, 06, Juni. Online. Internet.
Available http://www.kompas.com/kesehatan/news/06/0/054911.htm, 30 April
2007
Monk, F. J & Koers A. M. P, Haditono S. R. 1996. Psikologi Perkembangan :
Pengantar Dalam Berbagi Bagiannya, Yogyakarta : Gajah Mada
University Press
Moleong, L.J (2002). Metodologi Penelitian kualitatif. Cetakan keenam belas.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset
Papalia, D.E & Olds, S.W. 2001. Human Development, 8th edition. New York:
McGraw-Hill
Poerwandari, E.K. 2005. Pendekatan Kualitatif untuk penelitian perilaku
manusia. Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan
pendidikan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Taylor, S.E., Peplau, L.A., Sears, D.O. 2000. Social Psychology, 10th edition.USA : Prentice Hall

SKRIPSI: Shafira
KESEPIAN PADA REMAJA YANG PUTUS PACARAN

Tinggalkan sebuah Komentar

Definisi Kesepian


Kesepian didefinisikan oleh Perlman dan Peplau (1982) sebagai suatu tanda peringatan bagi seseorang yang memiliki kekurangan dalam hubungansosial. Dalam beberapa cara yang penting, kekurangan ini mungkin muncul karena kualitas ataupun kuantitas seseorang yang sedikit dalam melakukan hubungan sosial (Sears dkk, 1999).

Weiss (dalam Peplau dan Perlman, 1982) mengatakan kesepian tidak disebabkan kerena sendiri tetapi dikarenakan tidak memiliki seseorang yang berarti dalam suatu hubungan. Kesepian nampak sebagai respon dari
ketidakhadiran suatu hubungan.Kesepian juga berarti suatu keadaan mental dan emosional yang terutama dicirikan oleh adanya perasaan terasing dan kurangnya hubungan sosial yang ada (Bruno,2000).

Menurut Brehm dan Kassin (1993) kesepian adalah perasaan kurang memiliki hubungan sosial yang diakibatkan ketidakpuasan dengan hubungan sosial yang ada (dalam Dayakisni & Hudaniah, 2003). Kesepian menurut Fieldman (1985) adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan tingkatan darikeinginan untuk berhubungan dengan orang lain. Sementara itu menurut Baron dan Byrne (1994) adalah suatu perasaan ketika seseorang ingin membangun sebuah hubungan dengan orang tetapi dia tidak dapat melakukannya

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kesepian adalah
suatu perasaan yang dialami oleh seseorang ketika individu tersebut ingin
membangun sebuah hubungan dengan orang tetapi dia tidak dapat melakukannya.

Referensi:

Banister, P.dkk. (1994). Qualitative methods in psychology, A reasearch guide. Buckingham : Open University Press.
Baron, R A & Byrne, D. (1997). Social Psychology: Understanding Human
Interaction, 9th edition. Massachusetts : Allyn & Bacon
Baron, R.A & Byrne, D. (2000). Social Psychology: Understanding Human
Interaction, 9th edition. Massachusetts: Allyn & Bacon
Blomqvist. L, Pitkala. K & Routasalo. P (2007). Images of Loneliness : Using Art as an Educational Method in Professional Training. The Journal of
Continuing Education Nursing, March/April- Vol 38, No. 2
Brehm, S.S. 1992. Intimate Relationship, 2nd edition. New York : McGraw-Hill
Bruno, F.J.(2008). Conquer Loneliness Menaklukkan Kesepian. Jakarta:Penerbit Gramedia Pustaka
Count-down-at-7. Putus Cinta. (2006), 30, Juni. Online Internet Available
http://www.hendribun.blogspot.com/2006/04/putus-cinta-count-down-at-7.html, 4-April- 2007
Deux, Kay, Dane, F.C & Wrightsman, L.S. (1993). Social Psychology In the ‘90s. (6th ed). California: Brooks/Cole Publishing Company
Gay, R & Airasian, P (2003). Educational reasearch: competencies for analysis &
application (7th ed). New Jersey : Merril Prentice Hall
Hurlock, Elizabeth B. (1998). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi Ke-5. Jakarta: Erlangga.
Universitas Sumatera Utara 75
Inglis. I (2004). A Brief Life : Broken Hearts and Sudden Deaths. Popular Music,Vol. 27, No. 4. Academic Research Library pg. 477.
Kompas. Konsultasi Psikologi. (2004), 06, Juni. Online. Internet. Available
http://www.kompas.com/kesehatan/news/04/0/06/054911.htm, 17-April-2007
Kompas Cybermedia. Konsultasi Psikologi. 2004, 06, Juni. Online. Internet.
Available http://www.kompas.com/kesehatan/news/06/0/054911.htm, 30 April
2007
Monk, F. J & Koers A. M. P, Haditono S. R. 1996. Psikologi Perkembangan :
Pengantar Dalam Berbagi Bagiannya, Yogyakarta : Gajah Mada
University Press
Moleong, L.J (2002). Metodologi Penelitian kualitatif. Cetakan keenam belas.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset
Papalia, D.E & Olds, S.W. 2001. Human Development, 8th edition. New York:
McGraw-Hill
Poerwandari, E.K. 2005. Pendekatan Kualitatif untuk penelitian perilaku
manusia. Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan
pendidikan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Taylor, S.E., Peplau, L.A., Sears, D.O. 2000. Social Psychology, 10th edition.USA : Prentice Hall

SKRIPSI: Shafira

KESEPIAN PADA REMAJA YANG PUTUS PACARAN

Tinggalkan sebuah Komentar

Prosedur/Cara/Tahap SEFT


Ada dua versi dalam melakukan SEFT. Versi pertama adalah versi lengkap, dan yang kedua adalah versi ringkas (short-cut). Kedua versi SEFT tersebut terdiri dari 3 langkah, perbedaannya hanya pada langkah ketiga (the tapping). Pada versi singkat, langkah ketiga dilakukan hanya pada 9 titik saja, sedangkan pada versi lengkap tapping dilakukan pada 18 titik (Zainuddin, 2009).

Zainuddin (2009) menjelaskan versi lengkap maupun versi ringkas SEFT terdiri dari 3 tahap yaitu: the set-up, the tune-in dan the tapping yaitu:

  1. The set-up

The set-up adalah tahap dimana pengguna SEFT mengakses persoalan emosinya dan melakukan do adengan khusuk, ikhlas, sambil menekan titik sore spot (titik SEFT yang terletak di dada bagian atas) atau mengetuk titik karate chop (titik dibagian tangan yang biasa dipakai para karateka untuk memecah batu bata). Tujuan dari set up adalah untuk mengarahkan fokus pada aliran energi yang bermasalah dan mentralisir psychological reversal atau keyakinan-keyakinan bawah sadar yang bersifat merugikan.

Cara untuk dapat mengakses persoalan yang dihadapi adalah dengan mengingat persoalan yang dihadapi oleh pengguna SEFT. Adapun pola susunan doa dalam teknik SEFT adalah sebagai berikut :

Ya Allah…meskipun saya merasa ­­­___________(disesuaikan dengan kondisi pengguna SEFT) karena ________ saya ikhlas menerima rasa ____________ ini, dan saya pasrahkan kepadaMu ketenangan hati dan pikiran saya.

  1. The tune-in

The tune in adalah tahapan dimana pengguna SEFT tetap memfokuskan perhatian pada persoalan psikisnya sambil terus mengucapkan doa “Yaa Allah.. saya ikhlas…. Saya pasrah” dengan penuh kesadaran. Tujuan dari tune in adalah agar pengguna SEFT dapat terhubung pada gangguan pada sistem energi.

  1. The Tapping

The tapping adalah mengetuk ringan dengan dua ujung jari pada ke 14 titik SEFT secara berurutan maupun tidak berurutan sambil tetap melakukan tune in. jika titik ini di ketuk beberapa kali maka akan berdampak pada ternetralisirnya gangguan emosi yang dirasakan individu, hal ini terjadi karena aliran energi tubuh berjalan dengan normal dan seimbang kembali dengan melakukan tapping tersebut.

Titik-titik tersebut adalah :

Cr = Crown,terletak dibagian atas kepala.

EB = Eye Brow, terletak permulaan alis mata.

SE = Side of the Eye, terletak terdaerah diatas tulang disamping mata.

UE = Under the Eye, terletak titik yang terletak 2 cm dibawah kelopak mata.

UN = Under the Nose,terletak tepat dibawah hidung.

Ch = Chin, terletak antara dagu dan bagian bawah bibir.

CB = Collar Bone, terletak diujung tempat bertemunya tulang dada, collar bone dan tulang rusuk pertama.

UA = Under the Arm, terletak dibawah ketiak sejajar dengan putting susu (pria) atau tepat di bagian tengah bra (wanita.)

BN = Bellow Nipple, terletak 2,5 cm dibawah putting susu (pria) atau di perbatasan antara tulang dada dan bagian bahwa payudara.

IH = Inside of Hand, terletak di bagian dalam tangan yang berbatasan dengan telapak tangan.

OH = Outside of Hand, terletak di bagian luar tangan yang berbatasan dengan telapak tangan.

Th = Thumb, terletak pada samping luar bagian bawah kuku pada ibu jari.

IF = Index Finger, terletak disamping luar bagian bawah kuku pada jari telunjuk (dibagian yang menghadap ibu jari).

MF = Middle Finger, terletak disamping luar bagian bawah kuku pada jari tengah (di bagian yang menghadap ibu jari).

RF = Ring Finger, terletak disamping luar bagian bawah kuku pada jari manis (di bagian yang menghadap ibu jari).

BF = Baby Finger, terletak disamping luar bagian bawah kuku pada jari kelingking (di bagian yang menghadap ibu jari).

KC = Karate Chop, terletak di samping telapak tangan, bagian yang digunakan untuk mematahkan balok saat berkarate.

GS = Gamut Spot, terletak dibagian antara perpanjangan tulang jari manis dan tulang jari kelingking.

 

Gambar 1. Titik-titik SEFT

Sumber: http://proyeknulisbukubareng.com/seft/tahapan-sefting

Pada titik terakhir, sambil melakukan tapping pada titik-titik SEFT, pengguna SEFT juga melakukan gerakan the 9 gamut procedure. The 9 gamut procedure adalah kegiatan melakukan 9 gerakan untuk merangsang bagian otak kanan agar aktif dan bekerja. Sembilan gerakan itu dilakukan sambil melakukan tapping pada salah satu titik energi tubuh yang dinamakan gamut spot. Gamut spot terletak diantara ruas tulang jari kelingking dan jari manis. Sembilan gerakan itu adalah:

  1. Menutup mata.
  2. Membuka mata.
  3. Mata digerakkan dengan kuat ke kanan bawah.
  4. Mata digerakkan dengan kuat ke kiri bawah.
  5. Memutar bola mata searah jarum jam.
  6. Memutar bola mata berlawanan arah jarum jam.
  7. Bergumam dengan berirama selama 3 detik.
  8. Menghitung 1, 2, 3, 4, 5.
  9. Bergumam lagi selama 3 detik.

Dalam psikoterapi, teknik the 9 gamut procedure dikenal juga sebagai teknik EMDR (eye movement desensitization repatterning). Setelah menyelesaikan 9 gamut procedure, langkah terakhir dari tahap the tapping adalah mengulang lagi tapping dari titik pertama hingga ke-17 (berakhir di karate chop). Proses SEFT diakhiri dengan mengambil nafas panjang dan menghembuskan nafas dengan pelan, sambilmengucap rasa syukur kepada Tuhan.

Ref:

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, A. (2003). Teori dan Manajemen Stres (Kontemporer dan Islam). Malang: Taroda.

Ano, G., & Vasconcelles, E. (2005). Religious coping and psychological adjustment to stress: A meta-analysis. Journal of Clinical Psychology, 61, 461–480.

Anwar, Z. & Triana S., Niagara. (2009). Model Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) untuk Mengatasi Gangguan Fobia Spesifik. Malang: Penelitian dan Pengembangan Iptek Universitas Muhammadiyah Malang.

Ariantini, R. (2011). Efektitivitas Terapi SEFT Dalam Menurunkan Agresifitas Anak Jalanan Usia Remaja (12-21 Tahun) Binaan Lembaga Pemberdayaan Anak Jalanan (LPAJ) Griya Baca Kota Malang. Malang: Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim

Azwar, Saifuddin. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, Saifuddin. (2010). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, Saifuddin. (2009). Dasar-Dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Philip Barnes L. P. & Alan Lewis, C.A. (2008). Prayer and Psychological Health: A Study Among Sixth-Form Pupils Attending Catholic and Protestant Schools In Northern Ireland. Mental Health, Religion & Culture, 11, 85-92.

Bastaman, H. D. (2007). Logoterapi: Psikologi Untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup Bermakna. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Brattberg G, Md. (2008) Self-Administered EFT (Emotional Freedom Techniques) In Individuals With Fibromyalgia: A Randomized Trial. Integrative Medicine : A Clinician’s Journal, 7(4), 30-35.

Brown, T.A., Chorpita, B.F., Korotitsch, W., & Barlow, D.H. (1997). Psychometric Properties Of The Depression Anxiety Stress Scales (DASS) In Clinical Samples. Behav. Res. Ther: Elsevier, 35 (01), 79-89.

Church, D. (2009). The Treatment Of Combat Trauma In Veterans Using EFT (Emotional Freedom Techniques): A Pilot Protocol. Traumatology XX(X) 1 –11.

Church, D. (2009). The Effect Of EFT (Emotional Freedom Techniques) On Athletic Performance: A Randomized Controlled Blind Trial. The Open Sports Sciences Journal, 2, 94-99.

Church, D., Asis, M.A., Brooks, A. (2012). Brief Group Intervention Using Emotional Freedom Techniques For Depression In College Students: A Randomized Controlled Trial. Hindawi Publishing Corporation Depression Research and Treatment . 2012 (257172), 1-7.
.
Church D. & Brooks A. (2010). The Effect Of A Brief EFT (Emotional Freedom Techniques) Self-Intervention On Anxiety, Depression, Pain And Cravings In Healthcare Workers. Integrative Medicine: A Clinician’s Journal 9 (4): 40–44.

Church, D., Geronilla L., Dinter, I. (2009). The Effect Of Six Sessions Of EFT On PTSD In Veterans: An Observational Study. International Journal Heal Caring, 9 (1).

Church D., Hawk C., & Brooks A. (2011). Psychological Trauma In Veterans Using EFT, (Emotional Freedom Techniques): A Randomized Controlled Trial. Armed Forces Public Health Conference, Hampton Roads, VA, USA, March.
.
Church D., Yount G, Brooks A. (2012). The Effect Of Emotional Freedom Techniques (EFT) On Stress Biochemistry: A Randomized Controlled Trial. Journal Of Nervous and Mental Disease. Journal Of Nervous and Mental Disease, 200 (10), 1-6.

Craig G. (2009). The EFT Manual (6th ed.). Santa Rosa: Energy Psychology Press.

Crawford, J.R., & Henry, J.D. (2003). The Depression Anxiety Stress Scales (Dass): Normative Data And Latent Structure In A Large Non-Clinical Sample. British Journal Of Clinical Psychology, 42, 111-131.

Clark, L.A., & Watson, D. (1991). Tripartite Model of Anxiety and Depression: Psychometric Evidence and Taxonomic Implications. Journal of Abnormal Psychology.Vol: 100 No: 03, 316-336. Southern Methodist University.

Corey, G. (2009). Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy. Belmon: Thomson Higher Education

Desinta, Sheni. (2011). Terapi Tawa Untuk Menurunkan Stres Pada Penderita Hipertensi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Dhond, R. P., Kettner, N., & Napadow, V. (2007). Neuroimaging Acupuncture Effects In The Human Brain. Journal Of Alternative and Complementary Medicine, 13, 603–616.

Djuric, Z., Bird, C., Furumoto-Dawson, A., Rauscher, G., Ruffin, M., Stowe, R., Tucker, K., & Masi, C. (2010). Biomarkers Of Psychological Stress In Health Disparities Research. Open Biomark Journal, 1, 7-19.

Durand, Mark & Barlow, David. (2006). Psikologi Abnormal. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Fang, J., Jin, Z., Wang, Y., Li, K., Kong, J., Nixon, E. E., & Hui, K.S. (2009). The Salient Characteristics Of The Central Effects Of Acupuncture Needling: Limbic-Paralimbicneocortical Network Modulation. Human Brain Mapping, 30, 1196–1206.

Feinstein, D. (2008). Energy Psychology In Disaster Relief. Journal Traumatology, 14 (1), 124-137.

Feinstein, D. & Ashland, O. (2012). What Does Energy Have To Do With Energy Psychology?. Energy Psychology 4, 59-80.

Feinstein, D., Ashland, O. (2009). Controversies In Energy Psychology. Energy Psychology : Theory, Research, Treatment, 1(1), 45-56.

Frankl, E. V. (2009). Man’s Search For Meaning. Beacon Press: New York

Gallo, F. P.(2005). Energy Psychology. Boca Raton : Crc Press.

Gallo, F. P. and Vincenzi, H. (2000). Energy Tapping. Oakland : New Harbinger.

Geronimus, A., Hicken, M., Pearson, J., Seashols, S., Brown, K., & Cruz, T. (2010). Do Us Black Women Experience Stress-Related Accelerated Biological Aging? : A Novel Theory and First Population-Based Test Of Black-White Differences In Telomere Length. Journal Of Human Nature, 21, 19-38.

Greenberg, J.S. (2013). Comprehensive Stress Management (8th ed.). New York : McGraw-Hill.

Hakam,M. ,Yetti K., & Hariyati. (2009). Intervensi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) untuk Mengurangi Rasa Nyeri Pasien Kanker. MAKARA 13 (2), 95-99.

Hall J.L. (2010). A Guide to Doing Statistics in Second Language Research. New York: Routledge

Hamidah, Nur. (2012). Hubungan Sense Of Humor Dengan Stres Mahasiswa Yang Sedang Mengerjakan Skripsi. Pekanbaru: Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif kasim.

Handayani, A. Ari. (2011). Efektivitas Terapi Relaksasi dan Aromaterapi Terhadap Penurunan Tingkat Stres Penderita Hipertensi Di Puskesmas Purwodadi I. Proseding Seminar Nasional Keperawatan PPNI Jawa Tengah.

Hardjana, Agus M. (2006). Stres Tanpa Distres, Seni Mengolah Stres. Bandung : Kanisius.

Hartono. (2005). SPSS Analisis data statistik penelitian dengan komputer. Yogyakarya : Lembaga studi filsafat kemasyarkatan kependidikan dan perempuan.

Hui, K. K.-S., Liu, J., Marina, O., Napadow, V., Haselgrove, C., Kwong, K. K., & Makris, N. (2005). The Integrated Response Of The Human Cerebro-Cerebellar and Limbic Systems To Acupuncture Stimulation At St 36 As Evidenced By MRI. Neuroimage, 27, 479–496.
Hawari, Dadang. (2004). Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Jiwa.Yogyakarta: Dana Bakti Prisma Yasa.

Komariah, L. (2012). Efektivitas Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) untuk Menurunkan Perilaku Merokok Pada Mahasiswa. Emphaty 1 (1) 288-299.

Lane, J. (2009). The Neurochemistry Of Counterconditioning : Acupressure Desensitization In Psychotherapy. Energy Psychology 1 (1) , 31–44.

Latipun (2006). Psikologi Eksperimen. Malang : Upt. Penebitan Universitas Muhammadiyah Malang.

Lawler-Row, K. A., & Elliott, J. (2009). The role of religious activity and spirituality in the health and well-being of older adults. Journal of Health Psychology, 14, 43–52.

Lazarus, S. Richard & Folkman, Susan. (1984). Stress, Appraisal, and Coping. New York : Springer Publishing Company.
Llewellyn-Edwards, T., & Llewellyn-Edwards, M. (In Press). The Effect Of EFT (Emotional Freedom Techniques) On Soccer Performance. Journal for The National Council Of Psychotherapy.

Lovibond, P.F., & Lovibond, S.H. (1995). The Structure of Negative Emotional States: Comparation of the Depression Anxiety Stress Scales (DASS) with the Beck Depression and Anxiety Inventories. Behav. Res. Ther: Elsevier. Vol: 33 No: 3, 335-343. New South Wales.

Maritapiska (2003). Hubungan Antara Karakteristik Mahasiswa Dalam Melakukan Kegiatan Penelitian dengan Tingkat Stress Mahasiswa Semester Viii Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan UPN Veteran Jakarta Angkatan 2004/2005. Jakarta : Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan UPN Veteran Jakara.
Mastuti, N., F. (2010). Hubunga Efikasi Diri dengan Problem Focus Coping Dalam Menyusun Skripsi Pada Mahasiswa Fakultas psikologi Universitas Islam Sultan Syarif Kasim Riau. Pekanbaru: Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif kasim Riau.
Melisa. (2012). Hubungan Antara Tingkat Stres dengan Perilaku Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang Sedang Mengerjakan Skripsi Pada Semester Genap. Jakarta : Fakultas Humaniora Jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara Jakarta.

Milla, M. Noor. (2012). Pedoman Penulisan Skripsi. Pekanbaru: Fakultas Psikologi UIN Suska Riau.

Munir, S. Amin & Alfandi, Haryanto. 2007. Kenapa Harus Stres ?. Jakarta: Sinar Grafika.

Nasir, A., Muhith, A. (2011). Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa : Pengantar dan Teori. Jakarta Salemba Medika

Prabowo, H., & Salve, H. Regina. (2007). Tritmen Meta Music untuk Menurunkan Stres. Proceeding Pesat (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil), 2.

Primadita, Adhe. (2012). Efektivitas Intervensi Terapi Musik Klasik Terhadap Stress Dalam Menyusun Skripsi Pada Mahasiswa Psiokologi Undip Semarang. Semarang : Fakultas Psikologi Universitas Dipenogoro.

Poloma, M.,M., & Pendleton, B. F. (1989). Exploring Types Of Prayer and Quality Of Life: A Research Note. Review Of Religious Research, 31 (01), 46-52.

Rahayu, N. Indri. (2011). Efektivitas “Management Stress Technique” Yoga Dalam Menurunkan Tingkat Stress Mahasiswa. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Raudatussalamah & Fitri, A. Radhiani. (2012). Psikologi Kesehatan. Pekanbaru: Al Mujtahadah Press.

Rice, Phillip L., 1992. Stress and Health (2nd ed.). California: Brooks/Cole Publishing Company.

Rowe, J. (2005). The Effects Of EFT On Long-Term Psychological Symptoms. Counseling and Clinical Psychology Journal, 2(3):104.

Santrock, J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja (6th ed). Jakarta: Erlangga.
Sarafino, Edward P. (1990). Health Psychology: Biopsychological Interaction. New York : John Wiley & Sons.

Seniati, L. , Yulianto, A., Setiadi, B., N. (2005). Psikologi Eksperimen. Jakarta : Indeks

Shanteau, J. & Dino G. A. (1993). In Time Pressure and Stress In Human Judgment and Decision Making. New York : Plenum Press, 293-308

Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia

Stuart, G.W. & Sundeen, S. J. (1995). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. St. Louis: CV. Mosby Year Book

Stapleton P.B, Sheldon T., Porter B., Whitty J. (2011). A Randomised Clinical Trial Of A Meridian-Based Intervention For Food Cravings With Six-Month Follow-Up. Humanities & Social Sciences papers 28 (1): 1-16.

Syahriansyah. (2011). Hubungan antara asertivitas mahasiswa dalam proses bimbingan skripsi dengan stres mahasiswa mengerjakan skripsi. Pekanbaru: Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif kasim.

Reidy, C.P. & Dancey, J. (2007). Statistics Without Maths for Psychology. London: Ashford Colour Press Ltd.

Syahriansyah. (2011). Hubungan antara asertivitas mahasiswa dalam proses bimbingan skripsi dengan stres mahasiswa mengerjakan skripsi. Pekanbaru: Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Syofia, Erni. (2009). Faktor-Faktor yang Menyebabkan Stres Pada Mahasiswa Fakultas Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara. Medan : Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara

Triwijayanti, S.T.I. Hapsari. (2009). Efektivitas Terapi Relaksasi Sebagai Intervensi Stres Kerja Pada Karyawan Outsourcing Pt. Adita Farasjaya. Semarang : Magister Profesi Psikologi Program Pasca Sarjana Universitas Katolik Soegijapranata.

Varvogli, Liza & Darviri, Christina. (2011). Stress Management Techniques: Evidence-Based Procedures That Reduce Stress and Promote Health. Health Science Journal, 5, 74-89.

Wells S., Polglase K., Andrews H.B., Carrington P., Baker A.H. (2003). Evaluation Of A Meridian-Based Intervention, Emotional Freedom Techniques (EFT) For Reducing Specific Phobias Of Small Animals. Journal Of Clinical Psychology, 59 (9): 943-966.

Zainuddin A.F. (2009). SEFT For Healing, Success, Happiness, Greatness. Jakarta: Afzan Publishing.

Tinggalkan sebuah Komentar

Older Posts »